Valentino Rossi
Karena suka membolos, melanggar peraturan sekolah dan terlalu asyik dengan motornya , Rossi tak pernah mendapatkan ijazah SMAnya, bahkan gurunya pun kesal padanya.
"Kamu tidak akan bisa apa-apa, bahkan untuk membeli makan malam jika kamu terus
berkutat dengan motor !"
Kalimat sang guru ini sangat mengganggu Rossi. Ia bertekad membuktikan pada gurunya dan seperti yang kita lihat , dia berhasil melakukannya.
Pentas Moto GP menelurkan seorang pembalap legendaris di era masing-masing. Dan Valentino Rossi salah satunya. Betapa tidak 9 gelar juara dunia moto GP diraihnya. Tujuh kali di GP 500cc, 1 gelar di GP 125 cc tahun 1997, dan 1 gelar di GP 250 cc tahun 1999. Rossi dan balap moto GP telah menjadi bagian yang tak terpisahkan.Tanpa Moto GP nama Rosi belum tentu berkibar. Tanpa Rossi ajang Moto GP mungkin terasa hambar sebab Rossi telah menjadi ikon tersendiri.
Bagaimana Rossi bisa sedemikian sukses ? Pretasi Rossi berbanding lurus dengan perjuangan dan passionnya yang sangat kuat di dunia balap. Rossi pembalap bermental juara .Berani mengambil keputusan, selalu berusaha membalap dengan maksimal dan selalu ingin menghibur penonton dengan aksi-aksinya di lintasan. Dia terus berjuang dan tak kenal kata puas.
Saat terjatuh ia lebih sering menyalahkan dirinya sendiri daripada kru atau motornya. Bagi Rossi sikap mental adalah harga mati. Ia tidak pernah berpikir hal lain saat bertarung dengan motornya. Jika banyak berpikir justru akan menemui kegagalan.
Rossi tentu tak berjalan sendiri. Ada banyak nama di balik kesuksesannya. Pertama ayahnya sendiri,kedua ibunya.
Sayabf, kedua oang tuanya akhirnya bercerai. Ketiga Jeremy Burgess alias JB, kepala mekanik motor balap, orang yang terpenting bagi karir Rosi, Saking pentingnya orang ini Rossi sampai memberi indikasi bahwa ia akan terus membalap dengan syarat Jeremy masih ada di sisinya. Rossi dan Jeremy tampaknya klop tak hanya dari sisi teknis
namun juga psikologis.
Siapa musuh dalam selimut bagi Rossi ? Dialah Jorge Lorenz, rekan satu teamnya di Fiat Yamaha. Mengapa ? Meski satu tim mereka memiliki privasi dan strategi sendiri-sendiri. Sejak awal Yamaha memang tidak membuat kebijakan mana pembalap pertama dan kedua. Ada faktor persaingan dan gengsi di antara keduanya. Rossi jelas enggan dibilang kalah oleh Lorenzo yang memakai motor sama persis. Dan memang Rossi sering kewalahan menghadapi Lorenzo. Emosinya sering tak terkontrol saat menghadapi Lorenzo.
Nah sekian dulu nih guys besok lagi ya hehe
Inspirator : Kaskus
By: Admin
Karena suka membolos, melanggar peraturan sekolah dan terlalu asyik dengan motornya , Rossi tak pernah mendapatkan ijazah SMAnya, bahkan gurunya pun kesal padanya.
"Kamu tidak akan bisa apa-apa, bahkan untuk membeli makan malam jika kamu terus
berkutat dengan motor !"
Kalimat sang guru ini sangat mengganggu Rossi. Ia bertekad membuktikan pada gurunya dan seperti yang kita lihat , dia berhasil melakukannya.
Pentas Moto GP menelurkan seorang pembalap legendaris di era masing-masing. Dan Valentino Rossi salah satunya. Betapa tidak 9 gelar juara dunia moto GP diraihnya. Tujuh kali di GP 500cc, 1 gelar di GP 125 cc tahun 1997, dan 1 gelar di GP 250 cc tahun 1999. Rossi dan balap moto GP telah menjadi bagian yang tak terpisahkan.Tanpa Moto GP nama Rosi belum tentu berkibar. Tanpa Rossi ajang Moto GP mungkin terasa hambar sebab Rossi telah menjadi ikon tersendiri.
Bagaimana Rossi bisa sedemikian sukses ? Pretasi Rossi berbanding lurus dengan perjuangan dan passionnya yang sangat kuat di dunia balap. Rossi pembalap bermental juara .Berani mengambil keputusan, selalu berusaha membalap dengan maksimal dan selalu ingin menghibur penonton dengan aksi-aksinya di lintasan. Dia terus berjuang dan tak kenal kata puas.
Saat terjatuh ia lebih sering menyalahkan dirinya sendiri daripada kru atau motornya. Bagi Rossi sikap mental adalah harga mati. Ia tidak pernah berpikir hal lain saat bertarung dengan motornya. Jika banyak berpikir justru akan menemui kegagalan.
Rossi tentu tak berjalan sendiri. Ada banyak nama di balik kesuksesannya. Pertama ayahnya sendiri,kedua ibunya.
Sayabf, kedua oang tuanya akhirnya bercerai. Ketiga Jeremy Burgess alias JB, kepala mekanik motor balap, orang yang terpenting bagi karir Rosi, Saking pentingnya orang ini Rossi sampai memberi indikasi bahwa ia akan terus membalap dengan syarat Jeremy masih ada di sisinya. Rossi dan Jeremy tampaknya klop tak hanya dari sisi teknis
namun juga psikologis.
Siapa musuh dalam selimut bagi Rossi ? Dialah Jorge Lorenz, rekan satu teamnya di Fiat Yamaha. Mengapa ? Meski satu tim mereka memiliki privasi dan strategi sendiri-sendiri. Sejak awal Yamaha memang tidak membuat kebijakan mana pembalap pertama dan kedua. Ada faktor persaingan dan gengsi di antara keduanya. Rossi jelas enggan dibilang kalah oleh Lorenzo yang memakai motor sama persis. Dan memang Rossi sering kewalahan menghadapi Lorenzo. Emosinya sering tak terkontrol saat menghadapi Lorenzo.
Nah sekian dulu nih guys besok lagi ya hehe
Inspirator : Kaskus
By: Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.